Rangkaian isu terkini menunjukkan fokus pemerintah pada reformasi administrasi fiskal dan persiapan agenda strategis Bank Indonesia (BI). Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terus memperkuat integrasi data untuk membangun Single Profile Wajib Pajak guna meningkatkan optimalisasi penerimaan negara. Di saat yang sama, BI mulai mematangkan 12 program prioritas untuk tahun 2026 sebagai respons terhadap berbagai tantangan moneter dan ekonomi. Isu Redenominasi Rupiah kembali mencuat melalui dorongan APINDO yang meminta persiapan lebih komprehensif dan komunikasi publik yang lebih jelas. Sementara itu, BRIN menekankan perlunya regulasi rokok elektronik yang disusun berdasarkan kajian ilmiah dan analisis risiko.
Pemerintah melalui otoritas fiskal memprioritaskan reformasi administrasi untuk mengoptimalkan penerimaan negara. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bakal menerapkan Single Profile untuk data perpajakan, di mana Ditjen Pajak (DJP) memperkuat integrasi data untuk mendorong terwujudnya Single Profile Wajib Pajak. Penerapan ini bertujuan menyederhanakan administrasi dan mengoptimalkan penerimaan negara melalui pengawasan yang lebih komprehensif terhadap Wajib Pajak.
Di sisi moneter, otoritas sedang menyiapkan langkah-langkah strategis, sementara isu kebijakan besar menuntut kehati-hatian. Bank Indonesia (BI) siapkan 12 program strategis di 2026. Program-program ini bertujuan menjaga stabilitas moneter dan sistem pembayaran, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Terkait kebijakan besar, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menyatakan bahwa Redenominasi Rupiah perlu persiapan dan komunikasi publik yang jelas. Pernyataan ini menyoroti pentingnya mitigasi risiko dan membangun kepercayaan publik sebelum kebijakan moneter besar diterapkan.
Langkah strategis juga dilakukan dalam pembentukan regulasi yang berbasis data. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong regulasi rokok elektronik yang berbasis kajian ilmiah dan analisis risiko. Dorongan ini bertujuan memberikan dasar ilmiah yang kuat bagi kebijakan kesehatan dan cukai di sektor tersebut.
Keputusan Kemenkeu dan DJP untuk menerapkan Single Profile secara terintegrasi menunjukkan komitmen kuat pada reformasi administrasi perpajakan dan upaya optimalisasi penerimaan negara. Di sektor moneter, 12 program strategis BI dan desakan APINDO terkait Redenominasi Rupiah menggarisbawahi perlunya perencanaan makroekonomi yang matang di tahun 2026. Sementara itu, dorongan BRIN untuk regulasi rokok elektronik berbasis ilmiah menandakan pentingnya pendekatan berbasis data dalam menyusun kebijakan baru.
Rangkaian perkembangan terkini menunjukkan komitmen kuat pemerintah dan otoritas terkait dalam memperkuat fondasi fiskal melalui inisiatif Single Profile serta menjaga stabilitas moneter lewat program strategis BI dan pembahasan Redenominasi.
Tantangan utama ke depan adalah memastikan integrasi data berjalan efektif dan menjaga kualitas komunikasi publik, terutama untuk kebijakan besar seperti Redenominasi Rupiah.