Situasi ekonomi terbaru diwarnai oleh pernyataan tegas Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa terkait arah kebijakan fiskal. Ia menilai sektor riil memiliki potensi untuk meningkatkan rasio pajak hingga 1% terhadap PDB, namun menegaskan bahwa kenaikan tarif pajak baru hanya akan diberlakukan jika pertumbuhan ekonomi menembus angka 6%. Di sisi lain, pemerintah memberikan stimulus berupa pembebasan pajak bagi pegawai hotel dan restoran, meski kebijakan PPh 21 dengan Skema Tarif Efektif Rata-Rata (TER) justru menimbulkan kritik dan kebingungan di lapangan.
Pemerintah berpegang pada prinsip bahwa kenaikan tarif pajak hanya akan dilakukan jika pertumbuhan ekonomi kuat, sambil terus mengkaji opsi stimulus. Menteri Keuangan Purbaya menegaskan kenaikan pajak baru akan dilakukan jika ekonomi tumbuh di atas 6%. Pernyataan ini bertujuan meredakan kekhawatiran publik dan pengusaha terkait potensi penyesuaian tarif pajak. Terkait rencana penurunan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Purbaya menyatakan akan dikaji ulang, mengindikasikan adanya dilema antara stimulus konsumsi dan kebutuhan penerimaan negara.
Optimisme penerimaan fiskal didukung oleh potensi sektor riil dan insentif spesifik. Menkeu Purbaya mengklaim sektor riil bisa mengerek rasio pajak hingga 1% dari PDB. Klaim ini menunjukkan optimisme pemerintah terhadap potensi penerimaan pajak dari sektor-sektor produktif. Sebagai langkah stimulus konkret, pemerintah menetapkan karyawan hotel dan restoran bebas pajak hingga akhir 2025. Insentif ini bertujuan mendorong sektor pariwisata domestik dan menjaga daya beli tenaga kerja di sektor tersebut.
Namun, upaya modernisasi dan penertiban pajak justru menghadapi kritik akibat masalah implementasi. Skema Tarif Efektif Rata-Rata (TER) PPh 21 memicu kekacauan, dan pengamat menilai karyawan dirugikan sementara penerimaan kena imbas negatif. Kritik ini menyoroti masalah dalam implementasi kebijakan perpajakan yang bertujuan menyederhanakan pelaporan namun justru menimbulkan masalah baru, menuntut evaluasi segera.
Pernyataan Menkeu Purbaya tentang kenaikan pajak hanya saat ekonomi kuat (di atas 6%) dan klaim potensi sektor riil menunjukkan fokus pada pertumbuhan ekonomi sebagai prasyarat fiskal. Di sisi lain, insentif pembebasan pajak untuk hotel dan restoran merupakan langkah stimulus yang disengaja. Kontras dengan upaya stimulus ini, kekacauan akibat skema PPh 21 TER menjadi bukti bahwa modernisasi perpajakan harus dilaksanakan dengan matang, karena kegagalan implementasi merugikan karyawan dan penerimaan negara sekaligus. Kajian ulang penurunan tarif PPN menggarisbawahi dilema fiskal yang berkelanjutan.
Perkembangan terkini menunjukkan bahwa isu perpajakan menjadi fokus utama kebijakan fiskal. Menkeu Purbaya berusaha menjaga kepercayaan pasar dengan memastikan tidak ada kenaikan pajak sebelum pertumbuhan ekonomi mencapai 6%, sembari meluncurkan sejumlah insentif. Meski demikian, tantangan terbesar muncul pada tahap pelaksanaan, di mana penerapan skema PPh 21 TER memicu kebingungan dan memerlukan evaluasi segera dari otoritas pajak.