Lanskap ekonomi hari ini diwarnai oleh gebrakan digital dari Bank Indonesia (BI) dan isu strategis terkait perdagangan serta keberlangsungan UMKM. BI memperkenalkan fitur QRIS Tap-In-Out untuk transportasi publik, sekaligus mengumumkan rencana penerbitan Rupiah Digital dan SRBI versi digital sebagai langkah menuju sistem keuangan yang lebih modern dan inklusif. Di sisi perdagangan, pemerintah kembali membuka negosiasi dengan Amerika Serikat untuk memperoleh tarif 0% bagi komoditas ekspor unggulan. Namun, perhatian publik juga tertuju pada kekhawatiran akan menurunnya daya saing Warung Madura di tengah ekspansi jaringan minimarket besar.
Bank Indonesia (BI) memimpin upaya modernisasi sistem pembayaran dan moneter di tengah tantangan ekonomi global dan domestik. Bank Indonesia (BI) meluncurkan QRIS Tap-In-Out untuk 5 moda transportasi di Jabodetabek. Inisiatif ini bertujuan mempermudah pembayaran dan mendorong adopsi digitalisasi di sektor transportasi publik. Melengkapi modernisasi ini, BI akan menerbitkan Rupiah Digital dan SRBI (Surat Berharga Bank Indonesia) versi digital. Rencana ini menunjukkan langkah maju Indonesia dalam adaptasi teknologi Central Bank Digital Currency (CBDC).
Digitalisasi juga diharapkan dapat memperkuat fiskal daerah dan daya saing global. BI menyebut pendapatan daerah (PAD) bisa meningkat melalui digitalisasi. BI menegaskan bahwa transformasi digital pada sistem penerimaan daerah akan meningkatkan efisiensi dan transparansi. Di sisi perdagangan internasional, pemerintah kembali bernegosiasi dengan AS, menargetkan tarif 0% untuk komoditas unggulan. Langkah ini bertujuan memperkuat daya saing ekspor Indonesia dan mendapatkan akses pasar yang lebih luas ke Amerika Serikat.
Namun, di tingkat domestik, perlindungan Usaha Mikro Kecil (UMK) menjadi kekhawatiran serius. Pemerintah merasa was-was terhadap potensi bergugurannya Warung Madura karena kalah modal dari Indomaret, Alfamart, cs. Kekhawatiran ini menyoroti perlunya perlindungan dan dukungan kebijakan bagi Usaha Mikro Kecil (UMK) tradisional agar tetap bersaing di tengah dominasi ritel modern.
Inisiatif BI berupa QRIS Tap-In-Out dan Rupiah Digital/SRBI Digital menunjukkan fokus kuat pada modernisasi sistem pembayaran dan moneter, yang berpotensi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui digitalisasi. Secara strategis, negosiasi tarif 0% dengan AS merupakan upaya vital untuk meningkatkan kinerja ekspor. Namun, keberlanjutan UMK tradisional seperti Warung Madura menjadi isu domestik yang mendesak, menuntut intervensi kebijakan agar ketidakseimbangan modal tidak mematikan usaha rakyat.
Perkembangan terbaru mencerminkan arah Indonesia menuju ekonomi digital melalui inovasi seperti QRIS Tap-In-Out dan Rupiah Digital, di saat yang sama tetap berupaya memperkuat posisi dalam perdagangan global lewat negosiasi tarif 0% dengan Amerika Serikat. Di sisi domestik, tantangan berlanjut pada upaya menjaga keberlanjutan Warung Madura agar tidak tergerus dominasi ritel modern